Sungguh kehidupan ulama penuh dengan kisah-kisah yang indah dan menakjubkan. Tak terkecuali Musa bin Ja'far. Beliau lahir di Kota Madinah pada tahun 129 H. Dan wafat di Kota Baghdad pada tahun 183 H. Beliau merupakan salah satu ulama yang masih berasal dari garis keturunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau merupakan orang yang tekun beribadah. Banyak orang menyebutnya hamba yang shalih dikarenakan kesungguhannya dalam ibadah dan ketekunannya dalam menjalankan sholat malam. Beliau juga terkenal dengan kasih sayang dan kelemahlembutannya serta kedermawanannya. Berikut ini kisah menakjubkan dari Musa bin Ja'far. Syaqiq bin Ibrahim mengisahkan, "Suatu hari aku menuju kota Makkah al-Mukaromah untuk melaksanakan ibadah haji hingga aku singgah di daerah Qodisiyah. Ketika itu melihat sangat banyak manusia berada di daerah itu, tiba-tiba pandangan mataku tertuju pada seorang pemuda yang sangat rupawan berkulit sawo matang, dia mengenakan pakaian dari wol dan kedua kakinya memakai sandal sedang duduk menyendiri. Lalu aku berkata sendiri, "Pemuda itu dari kaum sufi akan menghalangi jalan manusia, demi Allah aku akan mendatanginya dan memperingatkannya." Aku pun mendekatinya, ketika aku mendekat dan membelakanginya tiba-tiba dia berkata : " Wahai Syaqiq, اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ (jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa) <Al-Hujurat : 12>." Kemudian dia meninggalkanku dan pergi berlalu. Aku berkata dalam hati, "Sesungguhnya ini adalah sebuah keajaiban dia telah mengetahui apa yang ada di hatiku dan mengucapkan namaku, tidaklah demikian kecuali dia adalah orang yang shalih, aku akan menemuinya dan mendatanginya dengan diam-diam". Aku pun segera mencarinya, namun aku tidak menjumpainya dan hilang dari pandangan mataku. Ketika aku sampai di suatu tempat, aku melihat pemuda tadi sedang melaksanakan sholat dengan khusyuknya, kedua matanya mengalirkan air mata. Aku berkata : "Ini adalah orang yang telah aku cari". Aku pun menunggunya hingga selesai sholat. Ketika selesai sholat tiba-tiba dia berkata kepadaku :
"Wahai Syaqiq bacalah (Dan Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih, Kemudian tetap di jalan yang benar) <Thahaa : 82>. Kemudian pemuda tadi kembali pergi meninggalkan aku. Aku berkata, "Sungguh pemuda ini adalah orang yang mulia, dia telah mengetahui hatiku sebelum aku mengatakannya." Ketika aku sampai daerah Rimal, aku mendapati sang pemuda tadi berdiri di dekat sumur dengan kedua tangan memegang bejana kulit berniat meminum air tersebut. Tiba-tiba bejananya terjatuh ke sumur, aku memandangi kejadian tadi lalu aku melihat dia memandangi langit dan berdoa,
Engkau adalah Tuhanku ketika aku membutuhkan air
Dan memberi aku makan ketika aku membutuhkan makanan
Ya Allah Tuhanku janganlah Engkau hilangkan hartaku
Syaqiq berkata, "Demi Allah aku sungguh melihat air sumur meluap, kemudian pemuda tadi mengarahkan kedua tangannya mengambil bejana kulit yang terjatuh tadi dan memenuhinya dengan air dan berwudhu dengannya lalu melaksanakan sholat 4 rakaat. Kemudian dia bersandar di bukit pasir lalu memegang bejana tadi dan meminum air di dalamnya. Aku pun menemuinya dan mengucapkan salam, dia membalas salamku. Aku berkata,"Berilah aku makanan dari apa yang telah Allah karuniakan kepadamu." Dia berkata, "Wahai Syaqiq nikmat Allah akan selalu diberikan kepada baik itu nampak ataupun tidak, maka berbaik sangkalah engkau kepada Allah." Kemudian dia memberikan bejana kulitnya kepadaku, aku meminum air darinya. Ketika aku meminum air tersebut ternyata itu seperti campuran tepung dan gula. Demi Allah aku belum pernah merasakan minuman yang lebih lezat dan lebih wangi baunya daripada minuman tersebut. Aku pun merasa kenyang dengannya, aku melalui beberapa hari tanpa menginginkan makanan atau minuman apapun. Kemudian setelah itu aku tidak melihatnya lagi hingga aku sampai di kota Makkah. Aku melihatnya di pertengahan malam sedang sholat dengan khusyuknya disertai dengan tangisan terisak. Hal itu berlalu terus-menerus hingga datang waktu subuh. Lalu dia sholat subuh kemudian bertasbih lalu diteruskan dengan sholat dhuha dan berthawaf tujuh kali. Setelah itu dia keluar, aku mengikutinya. Ternyata aku melihat dia memiliki pelayan yang banyak dan harta yang berlimpah. Sungguh keadaan yang berbeda dari yang telah aku lihat tempo hari. Dia berjalan sedangkan manusia mengucapkan salam kepadanya. Aku pun bertanya kepada salah seorang dari mereka siapa pemuda tersebut ? Maka orang tersebut menjawab, "Dia adalah Musa bin Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Tholib."
Demikianlah kisah dari salah seorang keturunan Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Musa bin Ja'far, semoga Allah merahmatinya.
Wallahu a'lam
sumber : Elfata
0 komentar:
Posting Komentar